Thursday, May 7, 2009

Hasil Pemilu Legislatif 2009 di Kota Bekasi

Nah bagi warga Pondok Timur Indah, Kelurahan Mustikasari, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi sudah saatnya memahami “peta politik” di Kota Bekasi. Mulai dari yang sederhana, yakni bagaimana Hasil Pemilu Legislatif 2009 yang baru lalu (Tanggal 9 April 2009), khususnya untuk pemilihan anggota DPRD Kota Bekasi, yang akan menjalankan tugasnya dalam kurun waktu 2009-2013. Perlu diketahui bahwa jumlah Caleg yang mengikuti pemilihan untuk DPRD Kota Bekasi, konon sebanyak 1.026 orang, dari 37 partai, terbagi dalam 6 (enam) Daerah Pemilihan (Dapil), untuk memperebutkan 50 kursi di DPRD Kota Bekasi. Hasil Pemilu Legislatif 2009 untuk DPRD Kota Bekasi disajikan berikut ini :

  1. Partai Demokrat : 14 kursi (pada Pemilu 2004 memperoleh 7 kursi)

  2. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) : 10 kursi (pada Pemilu 2004 memperoleh 11 kursi)

  3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) : 8 kursi (pada Pemilu 2004 memperoleh 6 kursi)

  4. Partai Golongan Karya (Partai Golkar) : 6 kursi (pada Pemilu 2004 memperoleh 9 kursi)

  5. Partai Gerindra : 3 kursi

  6. Partai Amanat Nasional (PAN) : 3 kursi

  7. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) : 3 kursi

  8. Partai Hanura : 1 kursi

  9. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) : 1 kursi

  10. Partai Bulan Bintang (PBB) : 1 kursi

Dengan demikian ada 10 (sepuluh) partai yang akan duduk di DPRD Kota Bekasi. Daftar Nama Anggota DPRD Kota Bekasi, Periode 2009-2014, tersaji berikut ini :

Partai Demokrat :

  1. Awis Sembiring Meilala

  2. H. Andi Zabidi

  3. S. Mulyanto SH. (Incumbent)

  4. Sodikin

  5. Ir. Soegiarto

  6. Hj. Nurul Marfuatin

  7. Ronny Hermawan, SH.

  8. Abadi Ika Setiawan, SE.

  9. Zaiman Makmur Affan, SE., M.Si.

  10. Ir. Hj. Heli Mulyaningsih

  11. Hj. Ratu Tatu Sukarsih. S.Sos.

  12. H. Dadang Asgar Noer SE.MM (Incumbent)

  13. H. Azhar Laena, SE.

  14. Haeri Parani, SH., MH.

Partai Keadilan Sejahtera :

  1. Ariyanto Hendrata

  2. Sardi Efendi. S. Pd.

  3. Chairoman J. Putro, M.Eng.

  4. H.M. Saifuddaulah, SH. MH.

  5. Drs. Bali Pranowo

  6. Sutriyono, ST. (Incumbent)

  7. Drs. Heri Purnomo

  8. Drs. H. Heri Koswara, MA. (Incumbent)

  9. Haryekti Rina W., S.Si.

  10. Rinto Andrianto, S.Pd.

PDI-P :

  1. Eliaser Yance Sunur

  2. Sudirman

  3. Anim Aminudin

  4. Lilik Hariyoso, S. Sos. (Incumbent)

  5. Enie Widiastuti

  6. Nuryadi Darmawan RS.

  7. H. Tumai, SE. (Incumbent)

  8. M. Djoko Soekaryo Koencoro

Partai Golkar :

  1. H. Roy Achyar (Incumbent)

  2. H. Yusuf Nasih (Incumbent)

  3. Drs. H. Rosihan Anwar

  4. H. Suherman, SH.

  5. Safei

  6. Drs. Yakum (Incumbent)

Partai Gerindra :

  1. Muhamad Dian

  2. Irman Firmansyah

  3. Anang Sunarya
PPP :

  1. Muhamad Said (Incumbent)

  2. Jamaludin

  3. H. Gusnal, SE., MM. (Incumbent)

PAN :
  1. Abdul Muin Hafied, SE., M.Pd.

  2. Drs. Tamrin Usman (Incumbent)

  3. H. Agus Rohadi


Partai Hanura :

  1. Winoto, SH.

PKB :

  1. Ahmad Ushtuchri, SE.

PBB :

  1. Mustofa. S.Sos (Incumbent)

Untuk sementara, bilamana ada kesalahan penulisan nama dan gelar, mohon maaf, lebih lanjut admin akan meminta konfirmasi lebih valid ke KPUD Kota Bekasi. Sebaiknya para anggota DPRD khususnya yang berasal dari Dapil VI Kota Bekasi berkenan dapat lebih sering mengunjungi warga Pondok Timur Indah.

Tuesday, May 5, 2009

"Kartini Cup" Menuai Berbagai Kontroversi

Dalam rangka memperingati Hari Kartini (21 April 2009) di lingkungan RW 07, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikasari, Kota Bekasi, salah satu acaranya adalah "Kartini Cup : Futsal Perempuan", pesertanya sebagian besar ya ... ibu-ibu. Satu RT mempersiapkan satu tim. Demikian pula tak ketinggalan, Tim Futsal RT. 11/RW. 07. Maklum ibu-ibu, dadakan juga persiapan bisa lebih dari bapak-bapak, yang nggak punya "training" ada yang minjemin, atau kepaksa beli, demikian pula soal sepatu. Pokoknya seru, "dana rumah tangga bulanan" sebagian mengalir untuk persiapan kostum dan konsumsi, yang penting tampil dan main. Nah, saat pertandingan, bisa dibayangkan ibu-ibu main futsal, tenaga sih kayaknya sepenuhnya mengalir ke kaki, tapi pas nendang bola, itu bola cuma bergulir paling banter cuma 10 centimeter, ha ... ha ... ha ... Tapi seru, tepuk tangan penonton membahana, ternyata tepuk tangan itu bukan karena permainannya yang bagus, tapi karena geli demi melihat ibu-ibu main futsal, kaki nendang bola ke kiri, eh ... bola bergulir malah ke kanan, ... sementara gawang berada di tengah, praktis jarang terjadi gol. Ceritanya Tim RT. 11 berhasil menang sekali, berikutnya di pertandingan kedua terpaksa adu penalti, itu ibu-ibu yang nendang nggak ada yang beres, nggak ada yang bisa gol, bisa dibayangkan ... lha bolanya ditendang tidak begitu keras ... mungkin kalau dihitung kecepatannya cuma 100 meter per jam. Walhasil, setelah 5 penembak bola masih seri, diulang lagi oleh ke-5 nya, luar biasa ... akhir cerita Tim RT. 11 kalah. Nah, soal kontroversi, ada juga pendapat ibu-ibu yang lain, yang rada kurang setuju terhadap permainan futsal ibu-ibu. Kontroversi yang kedua, menyangkut ketidakhadiran pemain handal Tim RT. 11 (Bu Dede), yang terpaksa tidak ikut bertanding memperkuat tim hari itu, karena "dibawa" oleh Bu RW. 07 (untuk merias pengantin), ada sebagian ibu-ibu yang menyadari bahwa itu "pertimbangan ekonomis ibu Dede" yang lebih penting dibandingkan main futsal, betul juga sih ... Tapi ada yang berkomentar juga (sambil guyon), bawa Bu RW. 07 bisa saja "telah melakukan konspirasi dengan tim lawan" agar Bu Dede jadi tidak bisa ikut bertanding, sehingga Tim RT. 11 tidak memiliki daya dobrak ke gawang lawan. Kontroversi yang ketiga, soal wasit, ini bersumber dari pendapat "Pelatih Tim RT. 11" yang berkomentar : "sangat disayangkan Kartini Cup Bulan April kemarin dinodai oleh berbagai kontroversi pada penyelenggaraannya. Dari mulai kepemimpinan wasit hingga lapangan pertandingan yang seakan seperti telah diset oleh oknum-oknum terkait. Sehingga "Tim Bougenville", skuad futsal ibu-ibu RT. 11/07 merasa dirugikan, langkahnya untuk menjadi juara harus terhenti di babak perempat final". Pernyataan sang pelatih ini memang nggak jelas, apa alasan-alasannya tidak dikemukakan, ya ... namun sebaiknya kita perlu menyadari juga yang namanya kalah ... pasti komentar pemain, pelatih, dan penggembira bisa kemana-mana ... Asal jangan "depresi" saja, kaya Caleg yang kalah ...